Sabtu, 19 Februari 2011

MBS (LANJUTAN)

MODEL   MBS
a.      analisis kebutuhan pendidikan – belajar;
b.      perencanaan, tujuan dan target yang jelas dan terukur hasilnya;
c.       system pengorganisasian yang demokratis, tranparan dan professional;
d.      dalam proses pengembangannya melibatkan kelompok masyarakat – stakeholders;
e.       menekankan pada pengembangan fungsi dan peran sekolah secara professional   

      Semangat otonomi di era reformasi cenderung menguat setalah pemerintah bertekad untuk mempercepat proses pembangunan melalui program otonomi daerah.
      Konsep tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan pembangunan yang sarat dengan kompleksitas perubahan. Terlebih secara geografis konsep tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi alternative yang dapat mengakselerasi program pembangunan.

PROBLEMATIKA
      , pemerintah Indonesia baru mampu mengadopsi konsep MBS dari Negara maju – AS. Namun komponen-komponen lainnya masih menggunakan “baju” lama. Artinya konsep MBS yang dikebangkan di Indonesia, belum didukung secara signifikan oleh sarana dan prasarana belajar, leadershif, system pembiayaan pendidikan, budaya mutu, kultur dan kinerja mengajar guru, motivasi dan budaya belajar siswa, serta kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan secara fungsional.

      perlu dilakukan riset untu mengukur posisi, kebutuhan, masalah, potensi dan kecenderungan pendidikan. Langkah kedua disusun konsep yang sesuai dengan kebutuhan. Ketiga melakukan treatmen termasuk menetrapkan upaya dan langkah strategis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar